Doktor Terkejam Dalam Sejarah Jepun, Menjadikan Orang China Sebagai Ujikaji
Pada
1932, ia memulai eksperimen pendahuluan dalam perang biologis sebagai
projek rahsia tentera Jepun. Pada tahun 1936, Unit 731 terbentuk. Ishii
membangun sebuah kerja besar – lebih dari 150 gedung-gedung lebih dari
enam kilometer persegi – di luar kota Harbin, China.
Kekejaman yang dilakukan oleh Ishii dan yang lain di bawah komandonya di Unit 731 meliputi: pembedahan makhluk hidup iaitu orang (termasuk wanita hamil yang dihamili oleh doktor), tahanan aneh dengan kaki diamputasi dan dipasang ke bahagian lain dari tubuh mereka, sejumlah tawanan dibuat beku anggota tubuhnya dan dicairkan untuk mempelajari hasil gangren yang tidak diubati.
Manusia juga digunakan sebagai bahan uji hidup untuk dibaling dengan bom dan nyala api. Tahanan disuntik dengan inokulasi penyakit, dengan disamarkan sebagai program vaksinasi, untuk mempelajari efek mereka. Untuk mempelajari efek penyakit kelamin yang tidak ada ubat, tawanan laki-laki dan perempuan sengaja diinfeksi dengan sifilis dan gonore melalui perkosaan, lalu dipelajari. Setelah Jepun di bom Amerika , Ishii menghabiskan waktunya dalam penjara untuk kejahatannya dan meninggal pada usia 67 akibat kanser kerongkongan.
Dialah Shiro Ishii adalah seorang ahli mikrobiologi dan leftnan
jeneral Unit 731, sebuah unit perang biologis Tentara Kekaisaran Jepun
selama Perang Sino-Jepun. Ia dilahirkan di Desa Shibayama Sanbu di
Prefektur Chiba, dan belajar kedoktoran di Universiti Kekaisaran Kyoto.

Kekejaman yang dilakukan oleh Ishii dan yang lain di bawah komandonya di Unit 731 meliputi: pembedahan makhluk hidup iaitu orang (termasuk wanita hamil yang dihamili oleh doktor), tahanan aneh dengan kaki diamputasi dan dipasang ke bahagian lain dari tubuh mereka, sejumlah tawanan dibuat beku anggota tubuhnya dan dicairkan untuk mempelajari hasil gangren yang tidak diubati.
Manusia juga digunakan sebagai bahan uji hidup untuk dibaling dengan bom dan nyala api. Tahanan disuntik dengan inokulasi penyakit, dengan disamarkan sebagai program vaksinasi, untuk mempelajari efek mereka. Untuk mempelajari efek penyakit kelamin yang tidak ada ubat, tawanan laki-laki dan perempuan sengaja diinfeksi dengan sifilis dan gonore melalui perkosaan, lalu dipelajari. Setelah Jepun di bom Amerika , Ishii menghabiskan waktunya dalam penjara untuk kejahatannya dan meninggal pada usia 67 akibat kanser kerongkongan.
No comments:
Post a Comment